Sifat Fisik Air Limbah Industri
Tahapan Penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Berikut adalah 7 tahapan penting dalam penerapan IPAL yang harus diikuti:
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah materi tentang Pencemaran Air pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 7 SMP/MTs.
Artikel ini hanya membahas terkait faktor-faktor penyebab Pencemaran Air.
Materi dalam artikel ini, dapat menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar.
Diketahui, pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau, hingga laut.
Adapun bahan-bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
Baca juga: Materi Soal Teks Eksplanasi: Pengertian, Struktur, dan Unsur Kebahasaannya
Berikut beberapa faktor penyebab Pencemaran Air yang dirangkum Tribunnews.com berdasarkan Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SMP/MTs Kelas 7:
Faktor Penyebab Pencemaran Air
Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, kita harus mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum.
Kegiatan industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah.
Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas.
Sedangkan, limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang, berbau menyengat.
Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain.
Jika limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut.
Sistem pengolahan sampah yang tidak optimal mengakibatkan dampak negatif pada sekitar lingkungan, seperti yang terjadi pada TPA Cipayung, Depok dimana terjadi timbulan sampah yang semakin tinggi yang mengakibatkan banyaknya keluhan dampak kesehatan dari warga sekitar. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pemeriksaan karakteristik sampah yang ada di TPA Cipayung tersebut. Pemeriksaan tersebut melalui karakteristik fisik dan karakteristik kimia. Pemeriksaan karakteristik fisik terdiri dari berat jenis dan kadar air, sedangkan pemeriksaan karakteristik kimia meliputi dua analisis yaitu proximate analysis dan ultimate analysis. Proximate analyisis terdiri dari kadar volatil dan kadar abu, sedangkan ultimate analysis terdiri dari pemeriksaan konsentrasi karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, dan kalium.
Hasil penelitian yang dilakukan selama 10 hari di TPA Cipayung tersebut menunjukkan adanya perbedaan nilai pada tiap parameter setiap harinya. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya komposisi sampah yang selalu berbeda setiap harinya. Hasil rata-rata dari karakteristik fisik selama 10 hari penelitian adalah 114,24 kg/m3 untuk berat jenis dan 73,34% untuk kadar air, sedangkan hasil rata-rata dari proximate analysis adalah 23,68% pada kadar volatil dan 2,98% pada kadar abu. Untuk ultimate analysis, hasil rata-rata pemeriksaan adalah karbon 50,7 mg/l, nitrogen 4,54 mg/l, sulfur, 1,10 mg/l, fosfor 1,89 mg/l, dan kalium 37,2 mg/l.
Bahri, S., Rinjani, R. R., Setiatin, Y. 2013, Potensi Air Limbah Untuk Didaur Ulang Sebagai Air Baku Pertanian (Studi Kasus Beberap
Industri dan Domestik), Jurnal Sumber
Daya Air Vol. 9 No. 2 November 2013
T.D. and Madigan, M.T. 1995. Biology of Microorganisms, 5th eds, Prentice-Hll, Englewood-New Jersey.
Firmanto, B.H. 2011. Sukses Bertanam Padi secara
Organik, PT Angkasa, Bandung.
Fitter, A.H. and Hay, R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hanum, C. 2008, Teknik Budidaya Tanaman, Jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan, Jakarta.
Kanyoka, P. and Eshtawi, T. 2012. Analyzing The Trade offs of Wastewater Reuse in Agriculture: An Analiticla Framework, Interdisciplinary Term Paper, ZEF Doctoral Program, Centre for Development Research, University of Bonn
Kuzyakov, Y., Xu, X. 2013. Competition between roots and microorganisms for nitrogen: mechanisms and ecological relevance (Review), New Phytologist, 198:656-669, available on www.newphytologist. com.
Ladwani, K.D., Ladwani, K.D., Manik, V.S., Ramteke, D.S. 2012. Impact of Domestic Wastewater Irrigation on Soil Properties and Crop Yield, International Journal of Scientific and Reserch Publications, Volume 2, Issue 10, October 2012, ISSN
Makarim, A. K. dan Suhartatik, E. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Tersedia di www.litbang.pertanian.go.id.
Mauad, M., Crusciol, C.A.C., Filho, H.G., Correa, J.C.
Nitrogen and silicon fertilization of upland rice, Scientia Agricola, Vol. 60, No.
, Pages 761-765, Oct/Dec., 2003.
Namsivayam, S.K.R., Narendrakumar, G., Kumar, A.
Evaluation of effective
microorganisms for treatment of domestic sewage, Journal of Experimental Science Vol 2, Issue 7, Pages 30-32 (2011).
Nurhayati, R., Rofatin, B., Tedjaningsih, T., Priyadi.
Keragaman Usaha Tani Tanaman Padi pada Polybag, Jurnal Agribisnis, Vol. I, No. 1.
PT Kertas Padalarang. 2008. Dokumen Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan Pabrik Pulp dan Kertas PT Kertas Padalarang, Padalarang, Jawa Barat.
Pujiharti, Y., Barus, J, Wijayanto, B. 2008. Teknologi Budidaya Padi, Seri buku inovasi: TP/)1/2008, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.
Pulp Paper Mill. 2012. Kaolin Clay, Pulp Paper Mill provides information on pulp mill and paper mill chemical and paper machine, Posted on April 10, 2013 by admin Copyright 2012, http:// www.pulppapermill.com/kaolin-clay/.
Purwono dan Purnamawati, H. 2009. Budidaya 8
Jenis Tumbuhan Pangan Unggul, Swadaya, Jakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan (PPPTP). 2015. Daftar Komoditas : Padi-Deskripsi Padi Varietas Ciherang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan, tersedia di www.puslittan.bogor.net, akses tanggal
Quayle, T. 2012. Wastewater Treatment and Water Recyling for Biomass Production in Niamey-Niger, ACCESSanitation, ICLEI- Local Goverrment for Sustainability- Africa.
Sudjana. 1994. Desain dan analisis eksperimen, PT Tarsito, Bandung.
The Hyderabad Declaration on Wastewater Use in Agriculture, 14 November 2002, Hyderabad, India.
The International Crops Research Institute for Semi- Arid Tropic (ICRISAT). 2013. Kickoff Meeting The Project water4crops-India,
Januari 2013, Hyderabad, India.
Uchida, R. 2000. Essential Nutrient for Plant Growth: Nutrient Functions and Deficiency Symton, on Plant Nutrient Management in Hawaiis Soil, Approaches for Tropical and Subtropical Agriculuture, J.A. Silva and R. Uchida (eds)., College of Tropical Agriculture and Human Resources, University of Hawaii at Manoa.
Wangiyana, W., Pramurti, R.D., Wiresyamsi, A. 2008.
Pertumbuhan dan Hasil Padi var. Ciherang
antara Teknik Konvensional dan SRI dengan Pemberian Stress Air Ringan dan Pupuk Leawat daun pada Fase Reproduktif, Agroteksos, Vol. 18 No. 1-3, Desember 2008.
Warrence, N.J., Bauder, J.W., Pearson, K.E. 2002.
Basics of Salinity and Sodicity Effects on
Soil Physical Properties, Land Resources and Environmental Sciences Department, Montana State University Bozeman.
Pentingnya Pengambilan Sample Air
Hal penting lain yang perlu diperhatikan, sebelum membuang limbah cair ke badan air adalah pastikan bahwa limbah cair yang dibuang telah aman bagi lingkungan sekitar.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel dari limbah cair.
Proses pengambilan sampel ini dilakukan pada titik outlet pengolahan limbah cair yakni titik setelah pengolahan limbah cair selesai dilakukan, akan tetapi belum dibuang ke badan air.
Proses selanjutnya pengujian sampel yang telah diambil tersebut dilakukan di laboratorium internal maupun eksternal yang telah terakreditasi.
Langkah berikutnya hasil pengujian yang dikeluarkan sebaiknya dilakukan perbandingan dengan baku mutu sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh pemerintah serta masih berlaku.
Maksud dari baku mutu adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau akan dilepas ke dalam media air dari suatu usaha atau kegiatan.
Dengan adanya pengolahan terhadap air limbah industri ini, tentu dapat meminimalisasi adanya pencemaran lingkungan.
air Limbah industri adalah Limbah cair yang dibuang atau merupakan hasil dari proses produksi di perusahaan, pabrik maupun industri lainnya. Air ini sudah tidak dipergunakan atau dipakai lagi untuk kepentingan produksi
Sumber air limbah yang dihasilkan dapat berasal dari mesin mesin maupun proses pendukung seperti boiler, Cooling tower dan lainnya
Ada 3 Teknik yang diterapkan dalam proses Pengolahan IPAL. Seperti contohnya Pengolahan air limbah industri tekstil menggunakan paket lengkap yaitu Proses biologi dan dilanjutkan dengan Kimia Fisika
jika Tidak Diolah air limbah terutama dari kegiatan industri akan mengakibatkan pencemaran air dan lingkungan yangb berakibat menurun nya tingkat kesehatan masyarakat sertamembahayakan biota air yang hidup di dalam nya
Karakteristik Air Limbah Industri
Pengolahan Air Limbah Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengolahan air limbah industri menggambarkan proses yang digunakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan. Setelah pengolahan, air limbah industri (atau limbah) yang diolah dapat digunakan kembali atau dibuang ke saluran pembuangan sanitasi atau ke air permukaan di lingkungan. Beberapa fasilitas industri menghasilkan air limbah yang dapat diolah di instalasi pengolahan limbah. Sebagian besar proses industri, seperti kilang minyak bumi, pabrik kimia dan petrokimia mempunyai fasilitas khusus untuk mengolah air limbahnya sehingga konsentrasi polutan dalam air limbah yang diolah mematuhi peraturan mengenai pembuangan air limbah ke selokan atau ke sungai, danau, atau lautan. Hal ini berlaku untuk industri yang menghasilkan air limbah dengan konsentrasi bahan organik yang tinggi (misalnya minyak dan lemak), polutan beracun (misalnya logam berat, senyawa organik yang mudah menguap) atau nutrisi seperti amonia. Beberapa industri memasang sistem pra-pengolahan untuk menghilangkan beberapa polutan (misalnya senyawa beracun), dan kemudian membuang air limbah yang telah diolah sebagian ke sistem saluran pembuangan kota.[1][2][3]
Sebagian besar industri menghasilkan sejumlah air limbah. Tren terkini adalah meminimalkan produksi tersebut atau mendaur ulang air limbah yang telah diolah dalam proses produksi. Beberapa industri telah berhasil mendesain ulang proses manufaktur mereka untuk mengurangi atau menghilangkan polutan. Sumber air limbah industri meliputi manufaktur baterai, manufaktur kimia, pembangkit listrik, industri makanan, industri besi dan baja, pengerjaan logam, pertambangan dan penggalian, industri nuklir, ekstraksi minyak dan gas, penyulingan minyak bumi dan petrokimia, manufaktur farmasi, pulp dan industri kertas, pabrik peleburan, pabrik tekstil, pencemaran minyak industri, pengolahan air dan pengawetan kayu. Proses pengolahan meliputi pengolahan air garam, penghilangan padatan (misalnya pengendapan kimia, filtrasi), penghilangan minyak dan lemak, penghilangan bahan organik yang dapat terbiodegradasi, penghilangan bahan organik lainnya, penghilangan asam dan basa, dan penghilangan bahan beracun.
Fasilitas industri dapat menghasilkan aliran air limbah industri berikut:
Air limbah industri dapat menambah polutan berikut ke badan air penerima jika air limbah tidak diolah dan dikelola dengan baik:
Berikut adalah 7 tahapan penting dalam penerapan IPAL yang harus diikuti:
Cilegon 1Jl. Australia II No. Kav. H1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
Cilegon 2Jl. Australia 1 Kav. B1/2, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
Cilegon 3Jl. Australia II Kav. H-1, KIEC, Kota Cilegon, Banten.
SemarangJl. Kw. Industri Candi Tahap V No.A2 53-55, Kota Semarang, Jawa Tengah.
TubanSocorejo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Pengolahan air limbah industri menggambarkan proses yang digunakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan. Setelah pengolahan, air limbah industri (atau limbah) yang diolah dapat digunakan kembali atau dibuang ke saluran pembuangan sanitasi atau ke air permukaan di lingkungan. Beberapa fasilitas industri menghasilkan air limbah yang dapat diolah di instalasi pengolahan limbah. Sebagian besar proses industri, seperti kilang minyak bumi, pabrik kimia dan petrokimia mempunyai fasilitas khusus untuk mengolah air limbahnya sehingga konsentrasi polutan dalam air limbah yang diolah mematuhi peraturan mengenai pembuangan air limbah ke selokan atau ke sungai, danau, atau lautan. Hal ini berlaku untuk industri yang menghasilkan air limbah dengan konsentrasi bahan organik yang tinggi (misalnya minyak dan lemak), polutan beracun (misalnya logam berat, senyawa organik yang mudah menguap) atau nutrisi seperti amonia. Beberapa industri memasang sistem pra-pengolahan untuk menghilangkan beberapa polutan (misalnya senyawa beracun), dan kemudian membuang air limbah yang telah diolah sebagian ke sistem saluran pembuangan kota.[1][2][3]
Sebagian besar industri menghasilkan sejumlah air limbah. Tren terkini adalah meminimalkan produksi tersebut atau mendaur ulang air limbah yang telah diolah dalam proses produksi. Beberapa industri telah berhasil mendesain ulang proses manufaktur mereka untuk mengurangi atau menghilangkan polutan. Sumber air limbah industri meliputi manufaktur baterai, manufaktur kimia, pembangkit listrik, industri makanan, industri besi dan baja, pengerjaan logam, pertambangan dan penggalian, industri nuklir, ekstraksi minyak dan gas, penyulingan minyak bumi dan petrokimia, manufaktur farmasi, pulp dan industri kertas, pabrik peleburan, pabrik tekstil, pencemaran minyak industri, pengolahan air dan pengawetan kayu. Proses pengolahan meliputi pengolahan air garam, penghilangan padatan (misalnya pengendapan kimia, filtrasi), penghilangan minyak dan lemak, penghilangan bahan organik yang dapat terbiodegradasi, penghilangan bahan organik lainnya, penghilangan asam dan basa, dan penghilangan bahan beracun.
Fasilitas industri dapat menghasilkan aliran air limbah industri berikut:
Air limbah industri dapat menambah polutan berikut ke badan air penerima jika air limbah tidak diolah dan dikelola dengan baik:
Cara Pengolahan Air Limbah Industri
Ada beberapateknik pengolahan air limbah yang biasa diterapkan untuk menurunkan kadar COD dan BOD serta nilai TSS
Pemilihan methode Pengolahan IPAL tersebut tergantung dari parameter polutant yang ada di dalamnya\
Pengolahan limbah industri tentunya berbeda dengan sistem IPAL domestik ataupun ipal terpusat perkotaan desain ipal komunal
Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan pada industri, antara lain:
Informasi Pengolahan Air Limbah Industri
Manajemen Pengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cair merupakan salah satu upaya menjaga air yang keluar tetap dalam keadaan bersih.
Selain itu juga menghilangkan polutan yang terdapat dalam limbah tersebut.
Bisa juga dengan cara menguraikan polutan yang terdapat dalam air limbah.
Dengan demikian, sifat-sifat dari polutan tersebut pun dapat hilang.
Namun, sebelum melakukan adanya perencanaan serta pengolahan air limbah, pelaku industri harus memahami manajemen pengolahan limbah.
Hal ini juga penting Anda tahu dan pahami dengan baik.
Manajemen pengolahan air limbah industri yang perlu dipahami dan terbaik antara lain:
Apakah Anda mengalami Kesulitan menentukan jenis Pengolahan Air Limbah Industri yang tepat Di Tempat Anda ?
Air limbah industri merupakan suatu dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemakaian air dalam proses produksi. Seperti yang kita ketahui biasa seperti hal nya limbah rumah tangga, kegiatan industri dalam menghasilkan suatu barang atau jasa akan memberikan berbagai dampak positif terhadap kegiatan perekonomian pada suatu negara.
Namun, terlepas dari dampak negatif tersebut, kegiatan produksi yang dilakukan oleh industri juga dapat dipastikan menghasilkan dampak negatif.
Dampak negatif tersebut berupa limbah yang disebut dengan polutan yang merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari suatu industri. Baik digunakan untuk industri dalam skala besar atau kecil.
Efek dari limbah industri yang dihadirkan seringkali dapat menganggu keseimbanagn lingkungan.
Salah satu bentuk limbah yang banyak dihasilkan dari suatu industri adalah dalam bentuk cairan.
Limbah cair adalah sisa dari suatu usaha atau suatu kegiatan yang berwujud cair.
Limbah polutan atau cairan yang dihasilkan oleh suatu industri hendaknya diolah dengan baik supaya tidak melewati batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pengolahan Secara Kimiawi
Dalam proses pengolahan air limbah cair secara kimia adalah dengan menambahkan bahan kimia ke dalam limbah cair.
Hal ini bertujuan untuk mengendapkan, memisahkan atau menghilangkan berbagai zat-zat yang menyebabkan kotor dalam limbah cair industri tersebut.
Sedangkan proses yang dilakukan dalam pengolahan air limbah industri secara kimia ini meliputi koagulasi, oksidasi, penukar ion, degradasi, ozonisasi dan lain sebagainya.
sifat Fisik air limbah industri
Air limbah yang berdasarkan dari sumber asalnya, mempunyai komposisi yang sangat bervariasi pada setiap waktu dan tempat.
Namun secara garis besar, zat-zat yang terkandung di dalam limbah cair industri secara lebih detail memiliki sifat yang dibedakan menjadi tiga bagian besar.
Sifat-sifat tersebut antara lain biologi, kimia, serta fisik.
Untuk mengetahui sifat limbah cair tersebut dapat Anda lakukan dengan cara pengukuran yang berbeda-beda sesuai dengan keadaannya.
Selanjutnya, analisa jumlah serta satuan limbah cair industri pada umumnya diterapkan untuk penelitian bahan kimia.
Sedangkan terkait analisa dengan menggunakan penggolongan banyak diterapkan jika menganalisa kandungan biologisnya.
Keberadaan mikroorganisme yang terdapat dalam limbah cair dapat bermanfaat dalam membantu proses pengolahan sendiri. Hal ini biasa disebut dengan self purification.
Akan tetapi jika mikroorganisme dalam air limbah tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang ada,
Maka justru akan menimbulkan adanya gangguan pada lingkungan.
Berdasarkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan adanya gangguan terhadap lingkungan.
Secara garis besar, sifat kimia dari air limbah terjadi menjadi dua golongan yakni senyawa organik serta anorganik.
Kandungan bahan kimia yang terdapat dalam air limbah dapat memberikan pengaruh negatif pada lingkungan melalui berbagai cara.
Bahan organik yang larut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta dapat menimbulkan bau serta rasa yang kurang sedap pada penyediaan air bersih.
Hal ini juga dapat berakibat fatal apabila mengandung zat beracun seperti unsur-unsur logam berat.
Tidak seperti air hujan, Sifat fisik yang terkandung dalam air limbah yang terpenting adalah kandungan total padatan.
Kandungan ini terdiri dari material terapung, material koloidal, material terlarut, serta material endapan.
Kandungan yang ada di dalamnya penting untuk Anda pahami secara baik.
Sedangkan berbagai sifat fisik terpenting dari air limbah lainnya adalah daya hantar listrik, berat jenis, kerapatan, warna, turbiditas, ukuran partikel, serta temperatur suhu.
Selain itu, bau juga seringkali menjadi bahan pertimbangan dalam faktor fisik.
Hal ini khususnya apabila bau tersebut telah mengganggu kenyamanan.
Pengolahan Limbah Secara Fisika
Teknik pengolahan air limbah industri dapat juga dilakukan denagn menggunakan proses kimia fisika
Hal ini dapat berlaku untuk limbah industri maupun yang lainnya
Caranya yaitu dengan menambahkan bahan kimia koagulan dan flokulan yang berfungsi untuk mengikat kotoran kotoran yang ada dalam air limbah
Kotoran atau flok yang terbentuk kemudian diendapkan melalui tangki clariier dan dibuang secara berkala
Pengolahan Limbah Secara Biologi
Untuk proses pengolahan limbah dengan menggunakan cara biologi prosesnya menggunakan biota hidup atau mikroba.
Ini bertujuan untuk menguraikan zat-zat pencemar yang terdapat di dalam limbah cair.
Sedangkan prosesnya terdiri dari aerobik, anaerobik serta fakultatif.
Instalasi pengolahan air limbah ini dapat dirancang menggunakan beberapa material seperti Tangki Fiberglass, besi baja maupun Beton concrete